Ia bangun tiap pagi
Matahari menyelinap di sekujur rumah bambunya
--dengan jagung kering menggantung di tepi atapnya
dari jendela dan nganga lubang-lubang
dari atas bukit
ia berharap hidup yang terjangkau
sementara di depannya laut laut menggelepar
mimpinya terhenti dan bergeletakan di sepanjang pantai
tak tahu dari rumahnya ia bisa terpojok nanti
karena harga yang aneh
terus menggodanya
pergi dari sini
debur ombak terdengar
mengusirnya lalu
Bunutan, 26 April 2003
Saturday, September 29, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment