Kaum Muda di Gedung Tua
Di pelataran gedung tua
Angin malam lewat gempita
Di depan jalan raya ramai seperti biasa
Pada tepian-tepian orang mengais ngais kemana-mana
Suara lantang dari sorot yang redup di gedung parlemen
Sibuk berebut kata-kata untuk tahta
Televisi malam sibuk dengan cerita merengek-rengek
Dan nyanyi ngak ngek ngok
Di hamparan pelataran lebar pekan raya jakarta
Sang presiden sibuk meluncurkan album nyanyi ngak ngik ngoknya
Dalam sorot lampu dan kamera yang ramai
Di pelataran gedung tua
Langit tampak bintang menyala
Menjadi matahari kecil malam
Menembus jiwa-jiwa dengan tangan mengepal
Kaum muda yang benderangi malam dengan obor
Meniti jalan yang serabutan gurita pekat hitam
Menyuarakan gelora diantara bunyi yang memekakkan
Mengucapkan kata demi kata ikrar kaum muda
Jadi pandu baru masa yang baru
Meretas jalan yang tak pernah dilalui
Menembus lautan yang tak pernah dilayari
Melangkahkan jejak pada titian yang tak pernah dilewati
Dari pelataran gedung tua itu
Kita berjanji
Membawa panji-panji memimpin ibu pertiwi
Dan melupakan ngak ngek ngok di televisi
Atau sinetron yang merengek-rengek setengah mati
Mengubur keluh kesah dan desing kata mengiris menyerah
Melupakan sesal sejarah
Dengan matahari dalam genggaman kanan
Dengan debur ombak dalam genggaman kiri
Kita melangkah
Di pelataran gedung tua itu
Kaum muda berkata dengan kepal di udara
Saatnya kaum muda memimpin
Bogor, 28 Oktober 2007
Thursday, October 30, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment