Sunday, August 23, 2009

Surat dari Sahabat (2)

Ia mencintai buku dan menulis apa saja dari pikiran seberang.

Suratnya selalu bergelora mengikuti deras kali dari taman hidup

Dan ia melanjutkan:

 

Lalu kau tiba-tiba terbangun.  Menjadi kanak-kanak lagi. 

Mengisi hayal yang tertiup angin

Mencoba bertahan, merebutnya

Lalu terduduk di tanah yang sama

Pergi membasuh muka

Menyegarkan luka yang tercabik segala dusta

Terhuyung.  Bangun lagi ke dunianya sendiri

apel yang dipetiknya.  Dunia yang berbaris, melingkar, terputus, penuh arsir

: mengekang, katanya.

 

Tak kuasa menolak.  Ia masih bersyukur

Tidak tercampak.  Tertendang dan mengucur tangis sesal diri. 

Luka adalah waktu yang membeku.  Tidaklah sakit benar mengaduh. 

Hanya giliran yang harus dilewati. 

menjemput diri sendiri dari serakan debu-debu

Ia tetap sebuah matahari.  Dan kini menepi.  Menemui panggilan sunyi dan menimbang panen dari sebidang jalan yang telah dilalui

Dipandangi selalu langit-langit kamar sewaannya.  Asing menyelinap dari lorong buta

Ia telah pergi sendiri ke kamar itu

 

Meninggalkan semua yang dimilikinya—sesuatu yang membantu subur dirinya, sesubur kumisnya, membentang bagai laut hitam dari samudra baru

Mengingat itu, mengingat haru: kasih ibunya yang terhampar dalam lautan ungu

; bapak yang selalu ingat lonceng berbunyi di sekolah, tekun menunggu kuning padi sepanjang waktu

; adik-adiknya yang lucu dan tumbuh bahu demi bahu, dan kakaknya mengembara pada jalan batu

; pohon-pohon mangga dan angin-angin yang berseru

; dan udara pada musim yang berdebu

; teman laki-lakinya yang kocak, jenaka akrab—menjengkelkannya selalu

 

Ia tidaklah kolokan sekarang

kalau hanya merindukan jejak yang tidaklah kabur

hanya mengurai betapa manisnya sisi di belakang punggungnya

 

Ia kadang bimbang

pada dirinya sendiri

merasa asing

dan mencoba melupakan

menjelma seperti A, B, C dan sederet kata-kata semu

dia mulai banyak menimbang

ragu memantul-mantul ke dalam

 

Padahal betapa semua kawan mencintai

Apa adanya.  Langit yang terbuka

Posted via email from dwimuhtaman's posterous

No comments: